Bahan kimia mudah terbakar adalah bahan mudah
bereaksi dengan oksigen dan dapat menimbulkan kebakaran yang sangat besar.
Reaksi kebakaran yang amat cepat juga dapat menghasilkan suatu ledakan. Bahan
cair dinyatakan mudah terbakar bila titik nyala > 21 oC dan 55 oC
pada tekanan 1 atm. Bahan cair dinyatakan sangat mudah terbakar 1 atm. Gas ini
dinyatakan mudah terbakar jika titik didih < 20 oC pada tekanan 1
atm.
Bahan mudah terbakar dapat di bedakan
menjadi :
1.
Zat cair mudah terbakar
Zat
ini adalah yang paling banyak ditemui dalam industri yang dikenal sebagai
pelarut organik. Contohnya adalah eter, alkohol, aseton, benzena, heksa, dan
lain-lain. Pelarut-pelarut tersebut pada suhu kamar menghasilkan uap yang dalam
perbandingan tertentu dapat terbakar oleh adanya api terbuka atau loncatan
listrik. Pengalaman menunjukan bahwa uap pelarut dapat berdifusi sejauh 3 meter
menuju titik api atau seolah-olah kita melihat api menyambar pelarut organik
pada jarak tersebut.
Kecenderungan
suatu pelarut organik untuk mudah terbakar selain ditentukan oleh titik nyala,
titik terbakar, dan daerah konsentrasi mudah terbakar, juga ditentukan oleh
titik didih. Suhu tersebut menentukan banyak sedikitnya, uap dihasilkan pada
suhu tertentu. Semakin rendah titik didih, berarti semakin mudah menguap atau
semakin mudah terbakar. Contohnya adalah eter dengan titik didih 14 oC
jauh lebih mudah terbakar dari pada
alkohol dengan titik didih 79 oC.
Selain
itu berat jenis uap relatif terhadap udara juga penting, karena uap lebih berat
dari udara akan menyebabkan uap akan merayap da atas tanah. Sedang uap yang lebih
ringan dari udara akan cenderung naik ke atas, atau membentuk kantong gas di
atap gendung.
-
Berat jenis pelarut organik relatif terhaap air perlu pula
di perhatikan. Pelarut organik yang lebih ringan dari air dan tidak larut dalam
air, seperti benzena, bensin, dan heksa, bila terbakar akan amat berbahaya
kalau disiram dengan air. Penggunaan pelarut organik dalam industri antara lain
:
§ Industri
cat : petroleum eter, alkohol,
aseton, eter, heksa, MIBK
(Metil Iso
Betil Keton)
§ Industri
kertas : karbon disulfida
§ Pengolahan
minyak : bensin, benzena, toluena, dan xilene
2. Zat
padat mudah terbakar :
Zat padat mudah terbakar dalam industri adalah
belerang (sulfur), fosfor, kertas, hidrida logam, dan kapas. Pada umumnya zat
padat lebih sukar terbakar dari pada dalam bentuk cair. Meski demikian zat
padat berbentuk serbuk halus sangat mudah terbakar.
3. Gas
mudah terbakar
Gas mudah terbakar dalam industri misalnya adalah
gas alam, hidrogen, asetilen, etilen oksida. Gas-gas tersebut amat cepat
terbakar sehingga sering menimbulkan ledakan
Karekter
beberapa bahan organik mudah terbakar :
No.
|
Pelarut
|
daerah
kons %
mudah
terbakar
|
Titik
didih oC
|
Titik
nyala oC
|
Titik
nyala oC
|
W
cairan
|
W
uap
|
1.
|
Aseton
|
3-13
|
55
|
-18
|
538
|
0.79
|
2.0
|
2.
|
Benzena
|
L4-8
|
80
|
-11
|
562
|
0.88
|
2.8
|
3.
|
Bensin
|
14-7.6
|
38-204
|
-43
|
280-456
|
0.8
|
3.04
|
4.
|
Etil alkohol
|
13-19
|
79
|
12
|
432
|
0.79
|
1.59
|
5.
|
Etil eter
|
1.84-48
|
34
|
-45
|
180
|
0.71
|
2.55
|
6.
|
Heksena
|
LP7.5
|
68
|
-22
|
261
|
0.66
|
2.97
|
7.
|
Karbon sulfida
|
1-44
|
46
|
-30
|
100
|
1.26
|
2.6
|
8.
|
Metanol
|
6-36.5
|
65
|
12
|
464
|
0.79
|
1.1
|
9.
|
Metil etil keton
|
2-10
|
80
|
-7
|
515
|
01.81
|
2.5
|
10.
|
petroleuin
|
1-6
|
30-60
|
-57
|
288
|
0.6
|
2.5
|