Showing posts with label Praktikum. Show all posts
Showing posts with label Praktikum. Show all posts

Wednesday, 21 August 2013

Proses Pengolahan Jagung


Proses pengolahan terhadap jagung untuk memperoleh minyaknya terdiri dari :
  1. Bagian karbohydrat, diproses menjadi hasil hasil produksi antara lain: beras jagung, tepung jagung, semolina (bahan baku pembuatan bier) dan lain lain. 
  2. Bagian Germ ( lembaga ), diproses menjadi minyak jagung, dipakai untuk minyak goreng.
Butir jagung mempunyai kadar minyak rata rata 3 %, tetapi jika diambil lembaganya saja, maka kadar minyak dalam lembaga itu rata rata antara 22 – 28%. Minyak jagung adalah ester dari glyserol dengan asam lemak, dimana semua radikal ( OH ) dari glyserol sudah di esterifikasi, karenanya disebut : Tri Glyserida Ester. Struktur molekulnya : 
Asam oleat : C17H33COOH  merupakan Komponen yang paling banyak terdapat Dalam minyak jagung sekitar 20 – 70%. Dan asam linoleat : c17h31cooh sekitar 16 – 67%, yang keduanya merupakan Asam-asam lemak yang tidak jenuh.
Minyak jagung merupakan minyak yang kaya akan poly unsaturated fat, yaitu lemak tak jenuh yang justru aktif menurunkan kadar cholesterol dalam darah. Cholesterol adalah sterol yang terdapat dalam fat, dan bersifat dapat membuat kerak dalam pembuluh darah, sehingga akan terjadi penyempitan dalam pembuluh darah tersebut akibatnya orang yang terkena akan menderita penyakit  “ tekanan darah tinggi “. Rumus molekul Cholesterol :  C27 H46 O yang umumnya banyak terdapat dalam Lemak hewan.

Proses Pembuatan Minyak Jagung Dalam Industri

Prinsip operasi dalam industri ini adalah : Ekstraksi minyak jagung dengan solvent organik dan hasilnya didestilasi atas dasar perbedaan titik didih untuk memisahkan minyak jagung dengan solventnya.

Bahan Baku : 
Bahan baku dan bahan bahan pembantu lainnya yang dipakai dalam memproduksi minyak jagung adalah : Bahan utamanya adalah jagung dari segala macam jenis jagung kuning dengan  kualitas  baik  dan  mengandung  14%  air (optimal moisture content).

Bahan bahan pembantu : 
  1. n – Hexane  ( C6H14 ):  Berfungsi sebagai solvent organik yang dapat melarutkan minyak jagung. 
  2. Garam NaCl dan NaOH : Berfungsi untuk menghilangkan Free Fatty Acid dan impurities dari crude oil. 
  3. Bleaching earth dan Carbon Active:  berfungsi menyerap warna dari crude oil melalui proses bleaching. 
  4. Ascorbyl Palmitat : Berfungsi sebagai penyerap bau melalui Deodorizer process. Tetapi pada kondisi tekanan vacuum 10 kg / cm2 dan suhu 200 oC, bau dan rasa yang tidak diinginkan dalam minyak bisa hilang.


Monday, 29 July 2013

Hal-Hal Mengenai Pencampuran Bahan

Tujuan Pencampuran Bahan
Beberapa tujuan yang perlu diperhatikan pada proses pencampuran antara lain:
• Menghasilkan campuran bahan dengan komposisi  tertentu dan homogen.
• Mempertahankan kondisi campuran selama proses kimia dan fisika agar tetap homogen
• Mempunyai luas permukaan kontak antar komponen yang besar
• Menghilangkan perbedaan konsentrasi dan perbedaan suhu, mempertukarkan panas
• Mengeluarkan secara merata gas-gas dan uap-uap yang timbul.
• Menghasilkan bahan setengah jadi agar mudah diolah pada proses selanjutnya, atau menghasilkan produk akhir (produk komersial) yang baik.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pencampuran Bahan 
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pencampuran, waktu pencampuran dan energi yang diperlukan untuk pencampuran adalah :
• Aliran    
Aliran yang turbulen dan laju alir bahan yang tinggi biasanya menguntungkan proses pencampuran. Sebaliknya, aliran yang laminar dapat menggagalkan pencampuran.
• Ukuran partikel/luas permukaan  
Semakin luas permukaan kontak bahan-bahan yang harus dicampur, yang berarti semakin kecil partikel dan semakin mudah gerakannya di dalam campuran, maka proses pencampuran semakin baik.
• Kelarutan    
Semakin besar kelarutan bahan-bahan yang akan dicampur satu terhadap lainnya, semakin baik pencampurannya.

Pemilihan Alat Pencampur
Pemilihan alat pencampur dan juga metode pencampuran terutama didasarkan pada: 
• Jenis-jenis bahan yang akan dicampur 
• Jenis campuran yang akan dibuat 
• Jumlah campuran yang akan dibuat 
• Derajat pencampuran yang ingin dicapai 
• Maksud pembuatan campuran 
• Sistem operasi (kontinu, terputus-putus) 
Selain hal-hal tersebut diatas, salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan peralatan yang harus digunakan dalam pencampuran adalah fase dari bahan yang akan dicampur. 


Friday, 19 April 2013

PROSES PEMBUATAN BAHAN BIODISEL


         

           Tujuan Pembuatan Bahan Biodisel
a.       Menguji mutu produk biodisel
b.      Menangani bahan sebelum di refluk
c.       Membuat biodisel dari minyak goreng bekas
d.      Mengoperasikan peralatan pembuatan biodisel di laboraturium

    II.                                   Teori Dasar Biodisel
Biodisel merupakan senyawa sederhana dengan kandungan enam sampai tujuh macam ester asam lemak. Biodisel didefinisikan sebagai metal ester dengan panjang rantai karbon antara 12 sampai 20 dari asam lemak turunan dari lipid contohnya minyak nabati atau lemak hewani. Minyak nabati atau lemak hewani dapat dibuat biodisel dengan reaksi transesterifikasi dengan menggunakan alkohol. Komposisi dan sifat kimia dari biodisel tergantung pada kemurnian, panjang pendek, derajat kejenuhan dan struktur rantai alkil asam lemak penyusunannnya. Biodisel merupakan bahan bakar alternatif dari sumber minyak kelapa jagung, minyak kelapa, minyak jarak pagar, minyak biji kapuk, dan masih ada lebih dari 30 macam tumbuhan  Indonesia yang potensial untuk dijadikan biodisel.

 III.                                    Percobaan di laboraturium
·         Bahan
Ø  Minyak nabati
Percobaan ini menggunakan minyak goreng bekas sebagai bahan baku utama pembuatan biodisel.
Ø  Katalis
Katalis yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu katalis basa (KOH) untuk reaksi trasesterifikasi. 
Ø  Alkohol
Alkohol yang digunakan di dalam penelitian ini adalah metanol (CH3OH) atau etanol kemurnian yang digunakan untuk metanol 99,5%

·         Alat
-   Labu destilasi yang dipakai berjenis labu leher tiga. Peralatan ini dilengkapi dengan termometer sebagai indikator suhu. Sebagai pemanas digunakan hot plate dan selama reaksi dilakukan pengadukan untuk menghomogenkan larutan dengan menggunakan magnetic stirrer.
-    Kondensor dipakai untuk mengembalikan metanol yang telah teruap kembali ke labu reaksi. Sebagai fluida pendingin digunakan air utilitas laboraturium.

 IV.                                     Prosedur Pembuatan
1.      Timbang 2 gram kristal KOH
2.      Timbang 20 gram metanol
3.      Larutkan kristal KOH dalam metanol dengan menggunakan pengaduk
4.      Timbang 200 gram minyak jelantah
5.    Masukkan ketiga bahan dalam labu leher tiga, kemudian panaskan pada suhu 55 oC selama 1 jam sambil diaduk (pertahankan suhu sekitar 55oC selama 1 jam)
6.    Campuran yang sudah dipanaskan masukkan ke dalam corong pisah, kemudian diamkan beberapa saat sampai terbentuk 2 lapisan
7.      Keluarkan gliserin dan tampung biodisel yang diperoleh ke dalam gelas piala
8.    Netralkan biodisel dengan menggunakan larutan asam acetat (cek dengan manggunakan kertas pH)
9.    Cuci biodisel dengan cara menambahkan air hangat ke dalam biodisel, kemudian aduk dengan menggunakan pengaduk kaca
10.  Masukkan ke dalam corong pisah, diamkan beberapa saat kemudian keluarkan airnya
11. Ulangi proses pencucian tersebut berulang-ulang sampai air pencuci ke dalam corong pisah menjadi jernih.

Semoga artikel ini bermanfaat bro !!!!

Thursday, 18 April 2013

PROSES PEMBUATAN BRIKET ARANG


Briket Arang : bahan bakar karbon yang diproduksi dari limbah organik maupun turunannya yang                           masih mengandung sejumlah energi.

       Cara Pembuatan :
       Alat :
       1.      Drum bekas/ wadah + tutup
       2.      Pengapian, bisa kompor, furnace atau api terbuka
       3.      Alat penggiling, bisa penggiling tepung, blender atau penghancur manual
       4.      Saringan 
       5.      Panci, pengaduk, kompor untuk membuat lem
       6.      Wadah untuk mencampur adonan + pengaduk
       7.      Cetakan + alat press
       8.      Penjepit atau pinset besar
       Bahan :
      1.      Limbah organik
      2.      Lem
      3.      Bahan penyala
      4.      Korek api untuk uji nyala

      Prosedur Pembuatan :
      1.      Penyiapan bahan baku
Bahan baku merupakan sampah atau limbah organik, seperti daun-daun kering, sisa gergaji kayu, tempurung kelapa, ampas tebu, dsb yang sudah dibersihkan dari bahan bahan lain yang tidak berguna, seperti batu, plastik, tanah, dsb. Usahakan bahan udah kering agar mempercepat proses karbonisasi dan hasil karbonisasi lebih homogen.
       2.      Karbonisasi (pengarangan)
Bahan-bahan baku dimasukkan ke dalam drum bekas atau wadah dan tutup rapat untuk mengurangi oksidasi. Wadah ditaruh di atas sumber api, bisa kompor, atau perapian dan dipanaskan kira-kira kurang lebih 5-8 jam tergantung jumlah bahan yang di arangkan dan derajat pengarangan yang diharapkan.
       3.      Penggilingan arang
Arang yang terbentuk digiling manual atau dengan alat penggiling tepung atau blender sampai berukuran kecil dan honogen.
             4.      Penyaringan
Arang yang sudah digiling disaring dengan saringan 0,1 atau 0,5 mm atau saringan mesh atau saringan biasa kalau tidak ada. Arang yang tidak lolos saringan bisa digiling kembali.
             5.      Pencampuran dengan bahan pelekat
 Ada beberapa perekat yang bisa digunakan, seperti aci (tepung tapioka), tanah liat, getah karet, getah pinus, dan lem kayu. Yamg paling murah dan mudah adalah lem aci namun dapat menimbulkan jamur pada penyimpanan yang lama. (pilihan: bisa diatasi dengan dicampur bahan kimia anti jamur). untuk pembuatan lem aci sendiri adalah dengan mencampurkan tepung tapioka dengan air mendidih dan diaduk-aduk. Setelah dingin, lem aci dicampurkan dengan bahan arang dengan perbandingan 600 cc lem aci untuk 1 kg arang. Campuran tersebut diaduk-aduk hingga merata. Catatan : lem aci tidak boleh terlalu encer atau terlalu pekat karena akan mempengaruhi sifat mekanik briket.
       6.      Pencetakan adonan
Adonan antara arang dengan bahan perekat dimasukkan di dalam cetakan dengan ditekan-tekan agar padat dan tidak mudah pecah atau hancur. Cetakan bisa terbuat dari kayu, logam, atau PVC yang mempunyai lubang di atas dan di bawah agar mempermudah pengeluaran briket.
        7.      Pengeringan briket
Briket yang sudah dicetak dikeringkan di bawah sinar matahari selama 2-3 hari atau di dalam oven selama 4-6 jam sampai benar-benar kering, selama pengeringan, briket dibolak-balik agar pengeringan merata.
        8.      Pelapisan dengan bahan nyala
Ada beberapa jenis bahan penyala, antara lain adalah lilin cair, getah pinus, spirtus, oli bekas, minyak sawit, dan minyak jarak.
Bahan penyala bisa disemprotkan di sekeliling permukaan briket atau briket bisa dicelupkan di dlam bahan penyala. Khusus untuk lilin cair dan getah pinus bisa dicampurkan bersama-sama dengan arang dan lem lalu dicetak.
         9.      Uji nyala
Uji nyala digunakan untuk mengetahui kemampuan briket arang sebagai bahan bakar. Idealnya 200 gram briket bisa mendidihkan 2 liter air dalam waktu 45 menit. 

Total Pageviews