Saturday, 31 August 2013

Faktor Kebisingan

a) Pengertian dan Batasan
Kebisingan adalah bunyi yang didengar sebagai suatu rangsangan pada telinga, dan manakala bunyi-bunyi tersebut tidak dikehendaki maka dinyatakan sebagai suatu kebisingan.
Kwalitas bunyi ditentukan oleh frekwensi dan intensitasnya, intensitas bunyi adalah besarnya tekanan yang dipindahkan oleh bunyi yang dinyatakan dalam satuan desibel (DB).
Frekwensi dinyatakan dengan jumlah getaran perdetik atau herz, yaitu jumlah gelombang yang diterima oleh telinga setiap detiknya Telinga manusia dapat mendengar bunyi mulai frekwensi 20 ski 20.000 Herz. Bunyi dengan frekwensi 250 ski 3.000 Herz sangat penting, karena frekwensi tersebut manusia dapat mengadakan komunikasi dengan normal.
Berdasarkan sifatnya bunyi yang menyebabkan kebisingan dapat dibagi :
- Kebisingan kontinue
- Kebisingan impulsif
- Kebisingan terputus-putus
- Kebisingan impaktif

b) Pengaruh kebisingan terhadap tenaga kerja dan lingkungan kerja dapat dibagi yaitu :
1) Pengaruh terhadap alat pendengaran
Tuli konduktif terjadi karena gangguan hantaran suara dari daun telinga ke foramen ovate. Tuli perseptif disebut juga dengan istilah tuli sensori Neural, hal ini diakibatkan karena kerusakan pada cochlea dan syaraf pendengaran atau otak.
2) Efek kebisingan kepada daya kerja
Kebisingan mempunyai efek merugikan pada daya kerja, pengaruh-pengaruh negatif demikian adalah sebagai berikut; Gangguan kebisingan adalah suara yang tidak dikehendaki, maka dari kebisingan itu sering mengganggu walaupun terdapat variasi besarnya gangguan atas jenis dan kekerasannya. ƒ
- Komunkasi dalam pembicaraan.
Gangguan Komunikasi dalam pembicaraan akan didapat pembicaraan harus dilakukan dengan berteriak, hal ini menyebabkan terganggunya pekerjaan, bahkan menimbulkan terjadi kesalah-pahaman dalam komunikasi. ƒ- Efek pada pekerjaan
Kebisingan mengganggu perhatian, maka tenaga kerja yang melakukan pengamatan dan pengawasan proses produksi dapat membuat kesalahan, akibat terganggunya konsentrasi.
ƒ- Reaksi Masyarakat
Kebisingan dari mesin produksi yang telah demikian hebat akan muncul protes oleh karena kegiatan tersebut.
3) Pengukuran intensitas kebisingan Alat pengukur intensitas kebisingan "Sound Level meter"
4) Pengendalian Kebisingan
Di tempat kerja pengendalian terhadap bahaya kebisingan pada prinsipnya adalah mengurangi tingkat intensiftas kebisingan atau mengurangi lamanya pemaparan selama jam kerja.

Usaha-usaha yang dapat ditempuh dengan cara :
-ƒ Menurunkan tingkat intensitas kebisingan pada sumbernya; hal ini dapat dilakukandengan menempatkan alat peredam pada sumber getaran; ƒ
- Penempatan penghalang pada jalan transmisihal ini dilakukan secara baik dengan cara mengisolasi mesin atau tenaga kerja; ƒ
- Penggunaan alat pelindung telinga;
Alat ini pada umumnya dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu : Sumber telinga (ear plug) dan tutup telinga (ear muff); ƒ
- Pengaturan waktu kerja;
Bila hal-hal tersebut diatas masih sulit untuk diterapkan masih ada usaha perlindungan yang meminta perhatian khusus terutama pihak pengusaha dengan jalan mengatur waktu kerja sesuai dengan intensitas bising yang diterima tenaga kerja.

Total Pageviews